Jumat, 21 Maret 2014

Sabar..

SABAR.

Firman Allah tentang Sabar :

1. "Hai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran mu dan tetaplah bersiap siaga ( diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. "(Ali Imron:20)

2. "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan  berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."(AlBaqarah:155)

3.  "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."(Az-Zumar:10)

4.  "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."(Asy-Syura:43)

5. "Jadikanlah Sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."(Al-Baqorah:153)
  
Keutamaan Sabar.

" Barang siapa yang mampu menahan marah padahal sebenarnya ia bisa untuk melampiaskannya, maka pada hari kiamat Allah SWT akan memanggilnya dihadapan para makhluk, kemudian ia diminta untuk memilih bidadari yang cantik jelita sesuai dengan yang diinginkannya."( HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

" Yang dikatakan orang kuat bukanlah orang yang menang bertarung . Tetapi dikatakan orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya saat marah."(HR.Buhari dan Muslim).





  

Sabtu, 03 November 2012

La Tahzan..

Jangan bersedih..
Kesedihan hanya akan membuatmu Malas
Kesedihan hanya membuat putus harapan
Menggiring kita dalam buruk sangka
Membawa kita pesimis..

Jangan bersedih...
jangan pernah menyerah
Karena ada Alqu'an, Ada sholat dan Ada Do'a
Bangkitlah..Bekerjalah..Silaturahmillah..Refreshinglah..
Dan Tersenyumlah..
Dunia terlalu cepat untuk kita buat larut dalam Kesedihan

La Tahzan..Innallaha Ma'ana

Minggu, 02 Januari 2011

KESEHATAN REPRODUKSI


KESEHATAN REPRODUKSI
A.    Konsep kesehatan Reproduksi
       Defenisi Kesehatan Reproduksi         

1.  Menurut ICPD        

                  Keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh tidak semata-mata terbebas  dari penyakit dan kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksinya.

2. Menurut WHO         
                 Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. 

3. Menurut Depkes RI, 2000      .
                  Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :
Pertama, agar tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada pere mpuan maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus memiliki rongga pinggul yang cukup besar untuk mempermudah kelahiran bayinya kelak. Ia juga harus memiliki kelenjar-kelenjar penghasil hormon yang mampu memproduksi hormon-horman yang diperlukan untuk memfasilitasi pertumbuhan fisik dan fungsi sistem dan organ reproduksinya. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah berlangsung sejak usia yang sangat muda. Tulang pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu mencapai usia 18 tahun. Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik, ia memerlukan makanan dengan mutu gizi yang baik dan seimbang. Hal ini juga berlaku bagi laki-laki. Seorang lakilaki memerlukan gizi yang baik agar dapat berkembang menjadi laki-laki dewasa yang sehat.
Kedua, baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik. Hal ini harus dimulai sejak sejak anak-anak, bahkan sejak bayi. Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan usapan yang hangat, terutama sewaktu menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima kasih, tenang, aman dan kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai ia besar kelak. Perasaan semacam itu akan menjadi dasar kematangan emosinya dimasa yang akan datang.
Ketiga, setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya. Setiap lelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat pula menggangu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas reproduksinya. Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual-misalnya AIDS dan Hepatitis B, infeksi lain pada organ reproduksi, infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin, dampak pencemaran lingkungan, tumor atau kanker pada organ reproduksi, dan ganguan hormonal terutama hormon seksual.
Keempat, seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut dengan aman. Kehamilan bukanlah penyakit atau kelainan. Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis. Meskipun demikian, kehamilan dapat pula mencelakai atau mengganggu kesehatan perempuan yang mengalaminya. Kehamilan dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian. Meskipun ia menginginkan datangnya kehamilan tersebut, tetap saja pikirannya penuh dengan kecemasan apakah kehamilan itu akan mengubah penampilan tubuhnya dan dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya tidak menarik lagi bagi suaminya. Ia juga merasa cemas akan menghadap i rasa sakit ketika melahirkan, dan cemas tentang apa yang terjadi pada bayinya. Adakah bayinya akan lahir cacat, atau lahir dengan selamat atau hidup. Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan konseling yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut.

Menurut program kerja WHO ke IX (1996-2001), masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan siklus kehidupan keluarga, meliputi :
1.      Praktek tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti mutilasi, genital, deskri minasi nilai anak, dsb);
2.      Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak masa kanak-kanak yang seringkali muncul dalam bentuk kehamilan remaja, kekerasan/pelecehan seksual dan tindakan seksual yang tidak aman);
3.      Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu aborsi tidak aman;
4.       Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama kehamilan, persalian dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi, anemia, berat bayi lahir rendah;
5.      Infeksi saluran reproduksi, yang berkaitan dengan penyakit menular seksual;
6.       Kemandulan, yang berkaitan erat dengan infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual;
7.      Sindrom pre dan post menopause dan peningkatan resiko kanker organ reproduksi;
8.      Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalah ketuaan lainnya.

Sabtu, 11 Desember 2010

KONSEP POST PARTUM

2.2 Konsep Post Partum
2.2.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifudin, 2002)

2.2.2 Pembagian Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode :
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium, waktui yang diperlkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.
(Sarwono, 2005)

2.2.3 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berata uterus 750 gr.
c) Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
d) Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr
2) Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam – macam Lochia
a) Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post partum.
b) Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 – 7 post partum.
c) Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 - 14 post partum
d) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f) Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya.
Perubahan patrun (pengeluaran lochia)menunjukkan keadaan yang abnormal seperti
1. Perdarahan berkepanjangan
2. Pengeluaran lochia tertahan (lochia ststika)
3. Lochia purulenta,berbentuk nanah
4. Rasa nyeri yang berlebihan
5. Dengan memperhatikan bentuk perubahan,dapat diduga terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan
6. Terjadi infeksi intrauteri
Keadaan patologis(abnormal)memerlukan penanganan.
(Manuaba, 2002)
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup
4) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
b. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
c. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang
d. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
e. Sistem Endokrin
1. Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.
2. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang
f. Sistem muskulosklebal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
g. Sistem integumen
1) Penurunan melanin umumnya setelam persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
(Varney, 2005)
2.2.4 Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
a. Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara.
b. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
c. Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.
d. Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.
e. Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. Periode ini diekspresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
1) Taking In period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
2) Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3) Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
(Veralls, 2004)

2.3 Konsep Perawatan Pasca Persalinan
2.3.1 Pengertian Perawatan Masa Nifas
Perawatan masa nifas adalah perawatan pada wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Varney, 2005).
2.3.2 Tujuan Perawatan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif,mendeteksi masalah,mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,keluarga berencana,menyusui,pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
(Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,2002)
2.3.3 Cara Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi Dini
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Ibu menyusui harus :
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang cukup
3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
5. Minmkapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa keluar agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
(Yayasan IBI,2002)
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sfingter ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.

e. Perawatan payudara (Mammae)
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1. Pembalutan mamma sampai tertekan.
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
f. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
(Veralls, 2004)

g. Perawatan Luka Perineum
Tujuan
1. Rasa nyaman terpenuhi atau bersih
2. Tidak terjadi infeksi
3. Nyeri berkurang
Alat-alat Perawatan Perineum
1. Betadine
2. Kassa steril
3. Pembalut bersih
4. Air cebok anti septik /air rebusan daun sirih
5. Celana dalam yang bersih
Cara Kerja
1. Melakukan cuci tangan
2. Mengatur posisi ibu yang nyaman : jika di tempat tidur posisi semifowler / fowler,lutut ditekuk
3. Membuka baju bagian bawah
4. Membersihkan paha bagian atas dan keringkan (kiri dan kanan)
5. Bersihkan lipatan bagian atas (labia mayora).tangan kiri menarik lipatan keatas,tangan kanan membersihkan dengan hati-hati lipatan kulit.usap dari perineum kearah anus.ulangi pada sisis yang berlawanan
6. Regangkan lipatan bagian atas (labia mayora).dengan tangan kiri.tangan kanan yang lain membersihkan dari area bagian atas lipatan (pubis) kelubang tempat buang air besar(anus) dengan satu kali usapan. Gunakan kapas yang berbeda.area yang dibersihkan yaitu lipatan bagian dalam(labia minora ,klitoris dan oripicium vagina)
7. Tuangkan air hangat ke area perineum dan karingkan
8. Merubah posisi dengan posisi miring
9. Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada.bersihkan dari arah depan (vagina) kebelakang (anus) dengan satu usapan.ulangi dengan kapas yang berbeda sampai bersih
10. Keringkan dengan handuk.pasang pembalut pada celana dalam. Celupkan pada kassa steril kedalam larutan betadine, peras lembab dan tempelkan didaerah perineum (bila ada jahitan)
11. Pasang celana dalam yang sudah di pasang pembalut, kemudian dirapikan
12. Pakai pakaian bawah
13. Cuci tangan
(Azlani,2006)
h. Kembalinya datang bulan / menstruasi
Dengan memberikan ASI kembalinya menstruasi atau haid sulit di perhitungkan dan bersifat individu. Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4 sampai 6 bulan. Dalam wakti 3 bulan belum menstruasi, dapat menjamin bertindak sebagai kontra sepsi. Setelah melampaui 3 bulan perlu mempergunakan alat kontrasepsi sehingga terlindung dari kemungkinan hamil dalam waktu singkat.
(Varney, 2005)
2.3.4 Manfaat Perawatan Masa Nifas
a. Menghindari kemungkinan terjadinya infeksi
b. Mempercepat involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointertinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah,sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
(Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prewirohardjo,2002)




















.

Konseling Seksualitas dalam Kehamilan

Konseling seksual selama kehamilan
Konseling seksual meliputi penjelasan tentang informasi yang salah yang telah diyakini kebenarannya oleh masayarakat. Memberi ketenangan dan perasaan bahwa semua ini adalah kejadian normal, dan menganjurkan perilaku alternative. Keunikan setiap pasangan harus dihargai dalam kerangka kerja biopsikososial. Memberi konseling kepada pasangan tentang penyesuaian seksual selama kehamilan menuntut untuk mawas diri, dan memahami respon fisik, social, dan emosi terhadap seks selama kehamilan. Tidak semua orang nyaman membahas masalah seksual . akan tetapi dengan menyadari kekuatan dan keterbatasanpribadi masing-masing diharapkan mampu meminimalkan munculnya masalah yang berkaitan dengan seksual dan kehamilan. Banyak pasangan memerlukan persetujuan untuk melakukan tindakan seksual selama kehamilan. Banyak pasangan lain memerlukan informasi tentang perubahan psikologis kehamilan yang berpengaruh terhadap perilaku seksual mereka.

Memendang seksual sewcara lkuas dan tidak hanya sekedar hubungan fisik suami istri adalah sesuatu yang harus ditanamkan pada pasangan, sehingga konsep seksual melibatkan ekspresi seksual terkait dengan perhatian, kasih saying, setiap tindakan yuang menyenangkan yang pada akhirnya dapat menciptakan keharmonisan keluarga akibat kehamilan. Apabila ada suatu larangan karena suatu kondisi wanita yang tidsak memungkinkan maka pasangan atau suami dapat mengekspresikan dengan cara dan alternative lain yang tidak menyakitkan satu sama lain. Sungguh indah apabila suami istri memandang bahwa hubungan seksual bukan segala-galanya dalam mencapai sebuah kebahagiaan berkeluarga.
Sampai saat ini belum ada riset yan g membuktikan secara langsung dan pasti bahwa koitus dan orgasme dikontraindikasikan selama kehamilan. Bahkan dalam ajaran agamapun tidak ada yang menyatakan bahwa hub ungan suami istri dilarang selama kehamilan. Yang perlu diperhatikan adalah memperlakukan pasangan dengan baik dan terhormat sesuai dengan komitmen yang ada. Selama kehamilan sehat dan tidak ada riwayat kehamilan sebelumnya yang jelek maka seksual dalam kehamilan aman dilakukan. Akan tetapi adanya riwayat abortus atau keguguran spontan atau ancaman keguguran lebih dari satu kali, atau keguguran pada trimester kedua, adanya ketuban yang pecah sebelum waktunya, perdarahan atau sakit perut pada kehamilan trimester ketiga merupakan peringatan untuk tidak melakukan hubungan seksual.
Masturbasi bersama dan alternative ekspresi seksual bias dipakai sebagai alternative hubungan seksual. Beberapa pria justru gairahnya meningkat akibat perubahan fisik pada istrinya meskipun sebagian yang lain justru kehilangan gairah. Pasangan yang melakukan oral harus berhati-hati untuk tidak meniupkan udara ke vagina. Terutama selama minggu terakhir kehamilan.
Seksualitas pada trimester pertama
1. Ingat bahw perubahan psikologis maternal, seperti pembesaran payudara , rasa mual, perubahan pembessran perut, vasikongesti pelvis dan respons orgasme bias memperngaruhi seksualitas dan ekspresi seksualitas.
2. bahas respon kehamilandengan pasangan
3. Ingat bahwa pandangan budaya tentang seksualitas dalam kehamilan berpengaruh terhadap respon pasangan terhadap seksualitas.
4. walaupun libido pada trimester pertama turun tetai pada trimester kedua dan ketiga akan meningkat.
5. komunikasikan dengan pasangan tentang alternative m,engekspresikan seksual dengan berciuman, bermesraan, saling memberi kasih saying, perhatian dan lain-lain.
6. komunikasikan tentang posisi alternative saat berhubungan seksual.
7. melakukan hubungan sek adlah aman selagi tidak menimbulkan masalah atau dampak pada kehamilan. Tidak ada korelasi antara koitus dengan abortus spontan. Tetapi perhatikan kondisi berikut ;
8. Jangan melakukan hubungan seksula apabila wanita sering mengalami kram perut dan nyeri.
9. jangan melakukan hubungan seksual sampai terjadi orgasme apabila ada riwayat inkompeten servikxs
10. lakukan tindakan seks yang aman. Apabila pasangan memiliki resiko tinggi untuk mengidap penyakit hubungan seksual dianjurkan untuk menggunakan kondom.